WORKSHOP PENGEMBANGAN SEKOLAH EFEKTIF

Suasana yang penuh semangat mewarnai suasana workshop guru di SMP Negeri 3 Krian. “Workshop Pengembangan Sekolah Efektif Membangun Karakter Belajar (MKB) Dan Pembelajaran Berbasis Literasi dan Kreatifitas”. Kegitan ini difasilitasi oleh Bapak Cucuk Hedi Setiawan, S.Pd dari Organisasi Penggerak Yatim Mandiri (OPYM). Workshop ini diikuti oleh Guru dan Karyawan SMP Negeri 3 Krian .

Dalam sambutan Bapak Su’eb Rizal,S.Pd., M.Pd selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Krian menyampaikan bahwa pendidikan di SMP Negeri 3 Krian ini masih belum maksimal, untuk itu Kepala Sekolah mengajak para guru dan pegawainya yang hadir untuk terus belajar, mempelajari Plafform Merdeka Mengajar (PMM) untuk membacanya secara berulang supaya memahami konten dan substansinya. “Saya menyadari masih ada kegalauan di kalangan guru terkait Implementasi Kurikulum Merdeka, namun apabila dipelajari maka akan dapat diimplementasikan” Sementara itu Bapak Cucuk Hedi Setiawan, S.Pd. menyampaikan bahwa sekolah efektif adalah sekolah yang memiliki sistem pengelolaan yang baik, transparan dan akuntabel, serta mampu memberdayakan setiap komponen penting sekolah, baik secara internal maupun eksternal untuk menuju pencapaian visi misi sekolah secara efektif dan efisien.

Narasumber juga memberikan penguatan tentang Membangun Karakter Belajar (MKB) hal ini tercetus berdasarkan pandangan tentang potensi dasar manusia bahwa tugas Pendidikan yang sebenarnya adalah mengembangkan potensi siswa. Membangun Karakter Belajar (MKB) bisa dilakukan dengan cara membangun visi, pola pikir positif, akhlak, ketangguhan, kecerdasan, perilaku reflektif, kemandirian dan kerja sama.

Dalam kesempatan ini Bapak Cucuk Hedi Setiawan, S.Pd. juga memaparkan bahwa tuntutan pembelajaran abad 21 adalah belajar menggunakan teknologi, aplikasi, cotntoh nyata, pengalaman di dalam dan luar kelas serta belajar mengintegrasikan pengetahuan dan keterampilan serta life skills. Dalam Konsep merdeka belajar, sebelum aktivitas dan kemampuan dituntut untuk peserta didik, pertama-tama hendaknya dimulai dari pendidik (guru), dimulai dari membangun pola pikir dan kemudian kinerja. “Sementara itu pendidik dituntut mampu bekerja secara kolaboratif, berpikir kritis dan kreatif, serta mengomunikasikan kepada yang lain tentang ide dan masalah dalam berbagai disiplin ilmu”.

Menurut Bapak Cucuk Hedi, S,Pd Kurikulum Merdeka adalah kurikulum yang bertujuan untuk mengasah minat dan bakat anak sejak dini dengan berfokus pada materi esensial, pengembangan karakter, dan kompetensi peserta didik. Sehingga tujuan kurikulum merdeka ini adalah untuk pemulihan kualitas pembelajaran pasca Pandemi Covid-19 yang berakibat terjadinya Learning Loss dan untuk mempercepat pembangunan kemampuan numerasi dan literasi siswa sekaligus mengenalkan pada Pancasila sebagai dasar negara. Kurikulum merdeka di SMP memiliki dua struktur kurikulum merdeka, yaitu pembelajaran intrakurikuler dan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5). “Keduanya berupaya mewujudkan peserta didik yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai nilai-nilai pancasila melalui metode project-based learning dengan bermain dengan penuh makna, yang berujung tombak dalam mewujudkan merdeka belajar”

Acara Workshop dilanjutkan dengan kegiatan refleksi tentang banyaknya bermunculan Pendidikan Non Degree yang bisa didapatkan dari otodidak melalui guru yang serba bisa yaitu google. Banyak dari peserta menyoroti tentang hal tersebut dan menyadari bahwa sesungguhnya kita sebagai guru harus mengubah pola pikir siswa agar lebih fokus kepada tujuan Pendidikan. Menurut pemaparan Bapak Cucuk Hedi Setiawan, S.Pd sejatinya Pendidikan berfokus pada tujuan menjadikan anak bangsa mampu menjadi warga masyarakat yang baik ketika mereka lulus dari sekolah formal. Pendidik diharapkan dapat bersinergi dalam mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik untuk mewujudkan generasi unggul Indonesia.

SRM…. SIAP RELA MAMPU. SPENTIKA…. JAYA JAYA JAYA YES!