Project-1 Profil Pelajar Pancasila

Pada tahun ajaran 2022/2023, SMP Negeri 3 Krian telah menerapkan Kurikulum Merdeka secara mandiri berubah. Saat ini implementasi Kurikulum Merdeka hanya diterapkan pada kelas VII. Pelaksanaan Kurikulum Merdeka berimplikasi pada pelaksaan Proyek Penguatan Profil Pelajaran Pancasila (P5).

Pada semester ganjil ini, siswa kelas VII melaksanakan 2 proyek. Proyek yang pertama memiliki tema Gaya Hidup Berkelanjutan. Proyek ini berfokus pada pembiasan untuk mengurangi produksi sampah dan daur ulang sampah. Secara garis besar, proyek ini memiliki 3 kegiatan inti, yaitu : pengolahan sampah organik, pengolahan sampah anorganik, dan less waste adventure.

Sampah organik adalah sampah yang berasal dari hewan dan tumbuhan, yang bisa membusuk dan terurai dengan sendirinya jika bersentuhan langsung dengan udara atau tanah. Kegiatan pengolahan sampah organik berupa pembuatan kompos. Para siswa dilatih agar bisa membuat kompos secara mandiri di rumah, dimulai dari membuat starter hingga menjadi pupuk kompos yang siap pakai.

Selain sampah organik, sampah anorganik juga perlu diolah. Keberadaan sampah organik sudah menjadi masalah global yang wajib kita selesaikan bersama. Sampah organik susah terurai, butuh waktu ratusan tahun, atau bahkan tidak bisa terurai seperti styrofoam. Sebagai solusi atas masalah tersebut, para siswa mebuat sofa ecobrick. Ecobrick adalah botol plastik bekas yang diisi dengan potongan plastik. Plastik dimampatkan di dalam botol hingga penuh dan mencapai massa minimum. Proses pembuatan dimulai dengan mencari botol plastik bekas, plastik lunak, dan plastik keras. Plastik lunak contohnya kresek, sedang plastik keras contohnya adalah bungkus snack. Plastik lunak dan plastik keras harus dicuci bersih, kemudian dikeringkan. Jika sudah kering, barulah dimasukkan ke dalam botol plastik bekas. Botol ukuran 600 mL harus mencapai massa 200 gram, sedangkan botol kemasan 1,5 L harus mencapai massa 500 gram. Masing-masing anak membuat 3 ecobrick, yaitu 2 botol 200 mL dan 1 botol 1,5 L.

Proses pembuatan ecobrik berlangsung selama berminggu-minggu. Meskipun terlihat sederhana, namun proses pembuatannya membutuhkan semangat pantang menyerah dan daya juang tinggi. Setelah ecobrick sesuai standar, botol-botol tersebut dikumpulkan untuk kemudian dirangkai menjadi sofa atau meja yang estetik dan memiliki nilai jual. Sofa ecobrick ini pun memperoleh apresiasi dari Bapak Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sidoarjo, Dr. Ng. Tirto Adi, M.Pd. Ketika beliau berkunjung ke SMP Negeri 3 Krian dalam rangka IHT, beliau mengungkapkan, “ini adalah contoh masalah yang bisa diubah menjadi solusi”.

Keberhasil pembuatan sofa dan meja ecobrick ini hanyalah bonus. Sejatinya, tujuan utama dari P5 ini adalah penguatan profil pelajar pancasila. Pembiasaan dalam mengurangi produksi sampah (terutama plastik sekali pakai), daur ulang sampah, dan kepekaan/kepedulian terhadap lingkungan sekitar adalah sasaran utama diadakannya proyek ini.

Semangat Berinovasi dan Berkreasi. Spentika … Jaya, jaya, jaya !